Powered By Blogger

Jumat, 25 Maret 2011

IMAN ITU TIDAK BERTAMBAH DAN TIDAK BERKURANG

IMAN ITU TIDAK BERTAMBAH DAN  TIDAK BERKURANG

الإيما ن  لا يزيد و  لا ينقص 

Artinya: Iman itu tidak bertambah dan  tidak berkurang.

        Maudhu’. Disebutkan oleh Ibnu ‘Iroq al-Kunany asy-syafi’i di kitabnya Tanzih asy-syari’ah al-marfu’ah ‘anil_hadits asy-syari’ah al-maudhu’ah (1/149); di bagian kitabul Iman, dan juga disebutkan oleh Ibnu...l Jauzy dikitabnya al-maudhu’at (juz.1,hal.86); pada Bab:Fi annal Iman la yazid wala yanqush. Dari Abul abbas ahmad bin muhammad al_Qausy, dari Abu Amr dan Muhammad bin abdillah bin ahmad ar-rizjahy, dari Abu ahmad abdillah bin ady al-hafidz, dari Abu aly ahmad bin aly bin muhammad, dari Muhammad bin kiram dari Ahmad bin abdillah asy-syaibany , dari Sufyan bin uyainah, dari Az-Zuhry, dari Salim, dari (bapaknya) Abdullah bin Umar bahwasanya Nabi –Shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda: ......(menyebutkan hadits seperti di atas).

Perkataan Para Ulama Tentang hadits ini:
  1. Berkata Ibnul Jauzy –rahimahullah- :
“ini adalah hadits maudhu’ yang merupakan hadits-hadits maudhu’ yang dibuat oleh Ahmad bin Abdillah al-Juwaibary yakni asy-asyaibany

Sisi Kelemahan Haidits ini:
Disanadnya ada seorang rawi yang bernama:
أحمد بن عبد الله الشيباني
Ahmad bin abdillah asy-syaibany
Nama lengkapnya Abu ali ahmad bin abdillah bin khalid bin musa bin faris bin mirdas bin nuhaik at-taimy al-abasy al-juwaibary/al-jubary al-harury, Perkataan para ulama terhadapnya:

1. Berkata Abu ahmad bin ady –rahimahullah-:
“Dia (ahmad bin abdillah) telah membuat hadits maudhu’ kepada Ibnu karam sesuka hatinya.”

2. Berkata Ibnu Hibban –rahimahullah-:
“Dia Abu Ali al-Juwaibary adalah pendusta dari para pendusta.”

3. Berkata Nasa’i dan Daruqutny –rahimahumallah- :
كذا ب
pendusta”.

4. Berkata Baihaqy –rahimahullah- :
“Adapun al-Juwaibary, sesungguhnya aku benar-benar mengetahuinya, bahwasanya ia telah memalsukan hadits lebih dri seribu hadits.”

5. Berkata Hakim –rahimahullah- :
“Dia adalah pendusta lagi jahat, banyak memalsukan hadits di dalam permasalahan fadha’il a’mal (keutamaan – keutamaan amal ), tidak dihalalkan meriwayatkan haditsnya (kecuali untuk pengetahuan).

6. Berkata al-Khaly –rahimahullah- :
Pendusta, dia meriwayatkan dari para imam hadits – hadits maudhu’.

7. Berkata Abu Sa’id an-Naqasy –rahimahullah-:
“kami tidak mengetahui salah seorang pun yang banyak memalsukan hadits kecuali dia (ahmad bin abdillah).”
[Lihat kitab-kitab: Mizanul I’tidal ;(1/106-107), Lisanul Mizan;(1/494-495), Maudhu’at;(1/86), al-Majruhin;(1/153-154)].

Kesimpulan :
Hadits ini maudhu’ dikarnakan ada rawi yang bernama ahmad bin abdillah al-juwaibary, seorang pendusta hadits. Dan telah diketahui di dalam ilmu Musthalahul hadits, bahwasanya diantara hadits-hadits yang tertolak adalah yang diriwayatkan oleh para pendusta hadits, rawinya/orangnya dikatakan “Kadzab alias pendusta” atau Dajjal dan haditsnya dinamakan hadits maudhu’.[lihat an-Nukat ‘ala nazhatin-Nazhar fi tauhdihi Nukhbatul fikr (kitab ta’liq atas kitab nazhatin-Nazhar fi tauhdihi Nukhbatul fikr karya ibnu hajr as-qalany –rahimahullah-) oleh Sykh ali Hasan –hafidzahullah-(hal.108-121)].

Dinukil dr kitab:"DIFAA'USY_SYARI'AH 'ALA AHADITS ADH_DHA'IFAH WAL MAUDHU'AH"(Pembelaan Syari'at terhdp hadits-hadits dho'if dan madhu'), karya: al_akh Abu Zaen bin Zaenuddin al_PasBary
Lihat Selengkapnya

1 komentar:

  1. sanadnya batil bro, tapi maknanya shahih. Aqidah ahlu sunnah itu meyakini bahwa Iman itu bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan

    BalasHapus